Minggu, 28 Mei 2017

Cara Mudah Print Screen dari Laptop atau Komputer

Sebenarnya semua kisah sedih ini berawal dari tugas perpanjangan pengajuan ijin reklame perusahaan tempat saya bernaung mencari receh. Yang meskipun perpanjangan, nyatanya prosesnya seperti pengajuan awal. Dan salah satu syarat yang bikin otak pas-pasan saya mumet adalah wajibnya melampirkan data koordinat garis lintang dan garis bujur lokasi reklame. Lengkap dengan print screen lokasi dilihat dari Google Maps.

Kalau print screen-nya di HP (android) sudah biasa lah (*screenshoot). Nggak akan jadi masalah. Tapi untuk cetakan ukuran HVS, tugas perusahaan pula. Wajib donk punya kualitas gambar yang okke. Yang tentunya diambil dari PC atau Laptop.

Buka-buka arsip lama, data udah geser dikit karena adanya perubahan. Masalahnya, saya lupa caranya bagimana (maklum, sudah setahun yang lalu). Dikejar deadline dan kebetulan si dokter komputer hari ini ijin cuti. *tepok jidat 😥😥

Endingnya selalu saja... ngepoin mbah Google yang selalu bisa diandalkan. Hehehe, apalah dayaku yang hanya lulusan SMK, yang kala itu tak punya dana untuk mengikuti kursus komputer yang diadakan pihak sekolah. Sedangkan  jam pelajaran sebatas mengikuti tanpa memahami. (nyesel kan jadinya *hiks..)

Setelah klak-klik sana sini di berbagai situs. Akhirnya dapat satu cara paling mudah untuk saya ikuti instrukturnya. Jiaaahhh udah kaya senam aja istilahnya.

Okke langsung saja ke topik utama. Spesial posting buat yang sama-sama ngga tahu. Chek this out:

Pertama, cari keyword yang bertuliskan 'prt sc sysrq' itu kalau agan nyarinya di laptop kerja saya. Kalau nyarinya di PC teman saya tulisannya 'Print Screen SysRq' (intinya sie yang artinya print screen, apapun tulisannya). Letaknya biasanya Di antara 'f12' dan 'Scrool Lock' di bagian paling atas.

Tinggal pencet aja, nggak perlu pake 'ctrl' atau 'alt'.

Lalu tersimpan dimana hasil print screen tadi? Yuk disimak langkah selanjutnya.

Kedua, untuk membuka hasilnya, mari kita ikuli langkah berikut:
1. klik menu "Start"
2. klik menu "All Programs"
3. klik menu "Accessories" kalau pada laptop yang saya pakai "Windows Accessories"
4. klik menu "Paint"
5. kemudian  tekan  "ctrl-V"( keyword 'ctrl' dan huruf 'V' secara bersamaan)

daaan, jeng-jeng munculah pict yang kita ambil tadi. Tinggal simpan aja ke menu "File" dipojok kiri atas, lalu "Save".

Alhamdulillah, kepo maksimal hari ini berhasil menyelamatkan saya. Meski harus ubek-ubek dulu hingga 1,5 jam, sebelum hasilnya benar-benar saya cetak kemudian di printer Epson kantor yang nangkring manis di meja tetangga. Lama ya... Hehehe... 😁😁 (Dimaklumin aja, yang penting sukses)

Sekian yang bisa saya bagi tentang hasil dari ke-kepoan saya hari ini. Semoga bermanfaat. 💦

Baca juga : Merasa asing dengan istilah 'surel' ??

Jumat, 26 Mei 2017

[Review] Sebuah Usaha Melupakan - Boy Candra



Judul buku : Sebuah Usaha Melupakan

Penulis : Boy Candra

Penyunting : Dian Nitami

Proofreader : Agus Wahadyo

Desain Cover : Budi Setiawan

Penata Letak : Didit Sasono

Jumlah halaman : ii + 306 halaman

Cetakan Pertama : Tahun 2016

Diterbitkan pertama kali oleh : mediakita



Well, akhirnya terbayar juga nie buku ke kasir setelah sekian lama terlewati. Ini adalah buku pertama karya Boy Candra yang aku putuskan untuk beli. Dengan alasan tertarik sama cover dan judulnya yang berbau tips and trik melupakan masa lalu. (Ngga ada hubungannya sama masa lalu saya loh gaes. **suer**, hanya saja judulnya begitu menggoda) Jiaahh….


Tapi ternyata, nasehat lama itu benar sekali, “don’t judge a book just by it’s cover”. Hayo ngaku, yang punya alasan sama untuk membeli buku ini. Kemudian merasa kecewa karena isinya yang nggak sesuai sama ekspektasi. Nah lhoo?? Kok bisa. Ya bisa, karena itulah yang saya rasain setelah membaca buku non fiksi berukuran 13x19 cm ini.


Dibilang menyesal, enggak juga kali ya. Udah terlanjur kebeli ngapain disesali, lumayan lah buat koleksi. Tapi ya itu, karena udah kecewa dari paragraf –paragraf awal ngebaca, efeknya jadi lamaaaaaa banget buat ngatamin. Antara hendak tak hendak, niat tak niat, mau tak mau akhirnya dibaca juga sedikit demi sedikit di sela-sela waktu istirahat malam.


tampak samping
Kenapa kecewa??


Pertama, curhatan tentang ‘aku dan kamu’ yang tak berakhir menjadi ‘kita’ ini biasa banget. Nggak greget. Mungkin karena penyampaiannya yang datar dan berulang-ulang jadi bikin bosen dan terkesan bertele-tele. Karakter tokohnya juga tidak begitu kuat menurutku.


Kedua, saya cukup bertanya-tanya dengan plot cerita yang penulis susun pada tiap sub judul/bab. Kalau dari sudut pandang saya, alurnya seperti berantakan. Maju mundur dan cukup membuat saya bingung untuk mengikuti runtutan kisah yang terjadi. Mungkin memang sengaja disusun secara acak, pengarang tetap punya alasannya sendiri. Well, kita harus hargai itu.


Ketiga, melewati dua per tiga halaman buku (sekitar halaman 190an, pastinya saya lupa), saya mulai rancu, apakah tokoh kamu yang dimaksud itu berbeda-beda pada tiap sub judul/bab. Untuk memastikannya, saya mencoba membacanya lagi. Mengulang bagian yang meragukan. Berharap saya salah baca atau salah penafsiran. Daaan… tetap saja. Sepertinya ‘kamu’ pada bab ini dan bab itu  memang beda subjek. Atau sebenarnya otakku yang nggak sampai untuk bisa memahami isi ceritanya.


Catatan: semua yang saya tulis adalah diambil dari sudut pandang saya pribadi yang sangat memungkinkan adanya kekeliruan dikarenakan kualitas otak saya yang pas-pasan. Silahkan tinggalkan jejak untuk mengoreksi.

But, terlepas dari semua luapan kecewa yang ada, sebuah buku tetap lah membawa sisi positifnya masing-masing. Seperti halnya dengan ‘Sebuah Usaha Melupakan’ ini, sisi manisnya adalah tetap ada saja pembelajaran yang bisa kita ambil. Terutama tentang suatu yang menyangkut perasaan, kesetiaan, dan pengkhianatan. Bahwa kesemuanya akan tetap meninggalkan bekas.

Tentang cita-cita yang tetap harus diperjuangkan dengan sepenuh hati, tentang pentingnya keputusan untuk move on dan menatap masa depan yang lebih baik. Hal positif lainnya adalah tetap saja ada beberapa quotes menarik yang penulis rangkai dengan indah. Bolehlah buat referensi bacaan orang-orang yang masih galau. Kali aja dapat pencerahan. Hehehe…


Berikut saya kutip beberapa yang sekiranya menarik (menurut saya):



==============================


Matamu adalah racun yang melahirkan candu.
Pelan-pelan mencairkan kebekuanku,

tetapi tak pernah mampu

melahirkan keberanian untuk memintamu.



Akhirnya aku belajar melepasmu,

bukan karena aku tidak lagi mencintaimu.

Bukan juga karena sayangku sudah habis di dalam hati.



Namun aku sadar,

mencintaimu sendirian

bukanlah cinta yang wajar.



Aku belajar menerima diri,

bahwa aku

memang bukan orang yang kau inginkan.



Kelak, suatu hari nanti

Kau juga harus belajar menyadari.

Bahwa kau sudah kulupakan

dan bukan orang yang penting kemudian.



(Boy Candra – Sebuah Usaha Melupakan)




Rabu, 24 Mei 2017

Merasa Asing dengan Istilah 'Surel'?


Setelah membaca artikel di blog tetangga yang begitu menginspirasi, rasa-rasanya pengin deh meninggalkan jejak di kolom komentar. Tapi ternyata ngga seinstan komen di sosmed macam facebook atau instagram. Khusus di blog yang satu itu, format yang ada mewajibkan saya untuk mencantumkan nama dan alamat surel terlebih dahulu sebelum mem-publish komentar. 

Hah SUREL?? Apa pula ini??

Jujur, kata "surel" rasa-rasanya begitu asing dibaca ataupun didengar oleh saya. Sempat berpikir apakah ini semacam situs web yang dimiliki atau ID tertentu yang berhubungan dengan keanggotaan suatu forum di internet... *Hah, memang ada ya? Ngga tau lah, pokoknya saya masih nggak ngeh surel itu apa.

Singkat cerita, langsung kepo nih ke empunya informasi. Siapa lagi kalau bukan mbah Google. Hehehe....

Nah ternyata apa pemirsa??

Surel itu singkatan dari "Surat Elektronik", kalau dalam bahasa Inggris itu Elektronic Mail yang biasa disingkat dengan email. Jadi, alamat surel = alamat email. Nah lhooooo...   😮😮  ketahuan deh betapa dangkalnya ilmu yang saya miliki.
contoh penggunaan kata 'surel' yang sering kita temui
 Jadi gimana gaes, ada yang mengalami hal serupa macam saya? 😁😁  Dan sudah ngga bingung lagi ya kalau nemuin istilah surel saat berselancar di dunia maya.

Intinya sie jangan ragu-ragu untuk mencari tahu hal-hal yang terasa asing bagi kita. Kalau kata pepatah lama itu 'malu bertanya sesat di jalan'. Tapi kalau masih malu juga, tanya mbah Google saja (biar aman). Yang penting pastikan punya kuota atau terhubung ke jaringan wifi.

Okke sekian saja curhatan saya hari ini, semoga bermanfaat. 💦


Baca juga:

Kamis, 04 Mei 2017

Rayakan Ultah Pertama, Komunitas LBS Purwokerto Berharap Tetap Istiqomah




Minggu, 1 Mei 2017. Komunitas sosial Lelang Brownis Shodaqoh (LBS) resmi menggelar syukuran ulang tahun pertamanya. Acara tersebut diadakan di Pondok Pesantren Az Zahra Karang Klesem, Purwokerto Selatan yang masih masuk wilayah Kabupaten Banyumas.

LBS Sendiri diprakarsai oleh Mba Ummy (begitu panggilan akrabnya di berbagai komunitas), selaku cooking masternya brownies yang dilelangkan setiap hari Jumat dalam setahun terakhir. Dan 100% dari keuntungan penjualan brownies tersebut disedekahkan kepada panti asuhan, pondok pesantren serta orang-orang yang memang layak mendapat bantuan khususnya anak yatim/piatu/yatim piatu, orang sakit, lansia yang terlantar dan terkadang disalurkan juga bagi mereka yang sedang terkena musibah seperti kebakaran atau banjir dalam bentuk uang dan/atau sembako. Selain itu, Mba Ummy juga membagikan tart buatannya secara cuma-cuma untuk dhuafa atau anak yatim/piatu yang berulang tahun.

Mba Ummy tidak bekerja sendiri, beberapa orang yang tergabung dalam komunitas tersebut turut membantu dalam melelangkan brownies yang dibandrol dengan harga 30.000 rupiah per kotaknya. Mereka menamai dirinya marketing langit, yang siap mengantar pesanan-pesanan kepada para pembeli.
Dalam acara tasyakuran, 1 Mei 2017
Dan hebatnya kekuatan media sosial mampu berimbas positif bagi mereka. Hal ini terbukti bahwa setelah mendapat BC promosi via BBM, WA atau melihat postingan di facebook tentang kegiatan sedekah yang telah direalisasikan, lebih banyak lagi pihak yang turut berpartisipasi dengan membeli atau berdonasi langsung berupa uang tunai. Namun ada pula, donatur yang membeli tapi browniesnya turut disumbangkan. Subhanallah, ternyata masih banyak orang-orang yang berhati mulia. Semoga amal ibadah mereka mendapat balasan oleh Allah SWT. Aamiin.

Saat ini, LBS telah menjalin kerjasama dengan berbagai komunitas sedekah baik dari dalam maupun dari luar wilayah Banyumas. Dan kesamaan tujuanlah yang menyatukan mereka menjadi saudara yang dipertemukan di jalan Allah. Alhamdulillaah…

ucapan selamat dari komunitas PUC
Mengulas Acara HUT Ke-1

Judulnya aja Tasyakuran 1 Tahun, maka sudah pasti tujuan utama acara ini adalah bersyukur. Bahwa LBS telah berjalan selama satu tahun, sekaligus mohon doa dari anak yatim, dhuafa, teman dan para undangan yang hadir semoga lelang brownies tetap berlanjut kedepannya (kalo kata Mba Ummy sie 'kontinue' hehehe)

Selaras dengan tujuan yang digagas, kegiatan yang juga di ulas pada salah satu halaman Radar Banyumas ini tetap mengusung tema berbagi. Yaitu santunan anak yatim/piatu dan dhuafa yang diberikan dalam bentuk uang dan sembako, pembagian kerudung untuk santriwati, dilanjutkan dengan pengajian, doa bersama dan tidak lupa acara makan-makan. Oya sebagai informasi tambahan, kerudung yang dibagikan semuanya baru yang mana merupakan donasi dari para donatur yang budiman.
Mba Ummy (paling kanan)
Pas saya tanya kenapa memilih Ponpes Az Zahra sebagai tempat berlangsungnya acara, berikut penuturan Mba Ummy, "Karena pas dulu awal-awalanku bikin brownies shodaqoh, pondok paling dekat sama rumahku, yang pertama aku tahu masih banyak butuh bantuan adalah Az Zahra. Khususnya bantuan untuk anak-anaknya. Karena mereka anak-anak dhuafa, anak terlantar dan lain-lain. Nah karena ini ultah pertama, jadi aku putusinlah tasyakuran di situ."

Jadi bisa dibilang, Az Zahra itu bersejarah bagi wanita asli Banjarnegara yang juga jago bikin kue ulang tahun ini. Dan ketika saya tanya lagi tentang harapan untuk LBS kedepannya, dijawablah dengan singkat, padat dan jelas, " Harapan tertinggi istiqomah, istiqomah dan istiqomah 😃." Saya ketik lengkap sampai emot-nya ya mba, biar ngga diprotes. Hehehe.

Waah, semoga diberi kelancaran ya untuk menggapai harapan tertinggi yang mulia tersebut. Dan di balik semua kegiatan sosial yang dilakoninya, ada sosok 'Mama' (begitu Mba Ummy menyebut sang ibu) yang dianggapnya sebagai pahlawan. "Soale mama orang paling utama dalam hidupku. Satu-satunya orang terdekatku yang selalu mendukung, mendoakan dan membantuku dalam segala hal." Imbuhnya.
dimuat pada salah satu halaman Radar Banyumas
Akhir cerita, saya pribadi juga ingin mengucapkan selamat ulang tahun yang pertama, semoga tetap amanah, makin solid dan tidak lupa saya berdoa semoga LBS panjang umur.

Salam... ^0^