Minggu, 08 Juli 2018

Tsundoku, Istilah yang Tepat untuk Kebiasaan Burukku


Kali ini aku menemukan kosakata baru setelah random liat best word about book di halaman Google. Entah karena insting yang berhungan dengan kebiasaan buruk yang aku lakuin, atau karena memang aku sedang tertarik dengan bahasa Jepang yang akhirnya menuntun mataku untuk menyorot kata tsundoku.

Bay the way, apa sih tsundoku itu?

Istilah ‘tsundoku’ berasal dari bahasa Jepang yang bisa diartikan ‘suatu kondisi atau keadaan di mana ketika seseorang membeli buku tetapi tidak membacanya; dibiarkan begitu saja’. Istilah ini digunakan oleh seluruh negara di dunia tanpa mengubah atau menggabungkannya dengan kata lain. So, baik di Indonesia maupun di Amerika semua menggunakan kata ‘tsundoku’.

Well, done, akhirnya nemuin juga istilah yang pas untuk kebiasaan burukku, ‘tsundoku’. Jadi, dari sejak beberapa bulan kemarin aku mulai mendeteksi kebiasaan buruk ini. Yaitu suka sekali membeli buku, tapi males pas mau bacanya. Mungkin hal ini juga disebabkan oleh faktor dimana aku membeli buku yang tidak begitu ingin aku baca.

Kronologinya adalah, ketika ingin beli satu buku by online ongkirnya tetap kena tarif 1 kg, sayangkan? Jadi untuk memaksimalkan ongkir, biasanya aku pilih satu buku lagi yang jarang ditemukan toko buku tempatku tinggal. Dengan asumsi ‘akan kubaca nanti’ tapi ternyata nantinya terlalu lama. Bahkan berubah menjadi besok, lusa, hingga kalau sempat. Padahal semakin sering beli online semakin menumpuklah buku yang belum terbaca.
tsundoku-simpleannia.blogspot.com
Tak ingin berlarut-larut dengan kondisi ini, akhirnya akupun menyetop sementara agenda beli buku. Rencananya hingga semua buku yang belum terbaca berhasil aku katamkan. Tapi……. apa dayaku, media sosial selalu saja sukses mengiklankan buku baru yang akan terbit. Akupun kepincut lagi, beli online lagi. Daaaannnn, jadilah, semakin banyak buku korban tsundoku di rumah. *cry*

Wahai para pecinta buku, adakah yang mengalami hal serupa?

***

(original posted by simpleannia.blogspot.com sebagai satu-satunya blog yang saya miliki. Apabila ditemukan artikel yang sama persis pada blog lain, maka dipastikan itu bukan blog saya. Maaf jika tulisan ini mengganggu dan terima kasih sudah membaca)

Baca juga:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar