Minggu, 19 Agustus 2018

[REVIEW] Invalidite - The Bridge of Perfection by Faradita

@annie_a
Invalidite, novel yang aku beli karena tertarik sama warna covernya. "Don't judge a book just by it's cover" sedang tidak mempan mempengaruhiku untuk tidak ikut-ikutan pre-order. Hehe, khilaf yang indah. Karena pada akhirnya, aku nggak nyesel beli ini buku. Pesan tanggal empat, bayar tanggal sepuluh (karena lupa 😁😁🙏🙏 untung saja batas waktu pre-order saat itu sampai tanggal 15), lalu barang mendarat dari ekspedisi tanggal dua puluh lima (kalau tidak salah ingat 🤔🤔). Semua proses di bulan Juli.

Setelah dianggurin kurang lebih selama tiga minggu di rumah, akhirnya Invalidite rampung kubaca hari ini. Kak Faradita (sang penulis) berhasil memaksaku buru-buru menuntaskan kisah dalam novel setebal 398 halaman ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena rasa penasaran yang sulit untuk ditahan. Secara terputus-putus, novel ini selesai dalam tiga hari. Yang mana jika aku membaca secara normal (sekitar 25 halaman per hari) harusnya buku ini selesai dalam setengah bulan. Hehehe, maklum, meski suka membaca, aku bukan maniak buku. Bahkan ada novel yang kutinggalkan karena merasa tidak tertarik di bagian tengahnya. 🙏🙏

Baiklah, mari kita kupas perlahan tentang seberapa menariknya novel Invalidite ini. Novel yang telah dibaca 19 juta kali di Wattpad dan menyandang predikat #1 In Romance pada 10 Januari 2018.

Check this out... 👇

Judul: Invalidite
Penulis: Faradita
Tebal: Vi + 398 halaman
Dimensi: 13 x 19 cm
Cetakan Pertama: Tahun 2018
Diterbitkan pertama kali oleh: Penerbit Kubusmedia

Tokoh yang terlibat:

Pelita Senja ~ Mahasiswa dengan keterbatasan fisik yang selalu bersyukur atas apa yang ia terima. Pintar dan selalu berpikir positif pada setiap orang dan setiap keadaan. Sabar dan polos. Polooosss banget. Sampe aku mikir apa iya masih ada cewek sepolos Pelita di jaman now.

Dewa Pradipta ~ Mahasiswa yang tak pernah masuk kelas karena dendam masa lalunya pada pemilik kampus yang tak lain adalah kakeknya sendiri. Playboy jahanam yang punya ingatan super perihal apapun.

Gilvy ~ Sahabat Pelita sejak SMA, sepupu tiri Dewa sekaligus rivalnya dalam segala hal.

Rendi ~ Sahabat Dewa sekaligus partner kerjanya di dunia fotografi. Kocak, sembrono kalau ngomong but care banget soal friendship.

Gerka ~ Sahabat Dewa dan Rendi sekaligus partner kerjanya juga di dunia fotografi. Kocak tapi lebih waras daripada Rendi. Care soal friendship juga, sama seperti Rendi.

Tika ~ Seharusnya ia adalah sahabat perempuan Pelita satu-satunya. (Menurutku)

Siska ~ Model, mantannya (atau buka ya...) Dewa. Mengisi peran Antagonis yang selalu memusuhi Pelita.

David ~ Pemilik Kampus, Kakeknya Dewa dan Gilvy.

Burhan ~ Ayahnya Pelita.

Jeremy ~ Ayahnya Gilvy.

Santoso ~ Orang kepercayaan keluarga David, Ayahnya Tika

Brata ~ Rektor Kampus.

Plot Cerita:

Dewa Pradipta yang sangat cerdas dalam meremehkan orang lain, pandai berkelahi dan juga mahir menyakiti perempuan kemudian harus berhadapan dengan Pelita yang ditunjuk oleh Brata untuk menjadi pembimbing belajarnya. Kegiatan bimbingan ini merupakan perintah David  agar Dewa menjadi manusia yang berpendidikan dan pantas melanjutkan tahtanya.

Kearoganannya untuk menolak bimbingan tidak berpengaruh pada Pelita, seorang gadis berpakaian kuno yang juga memiliki keterbatasan fisik.

Dewa terusik oleh Pelita yang selalu menanggapi sikap kasarnya dengan senyuman. Apalagi ketika gadis itu memaksa untuk mengatur hidupnya.

Tanpa menyadari akibat yang mungkin bisa menyakiti dirinya sendiri. Dewa memulai sebuah permainan untuk menaklukan Pelita atas usulan Rendi. Dan Gerka menjadi saksi bagaimana semuanya bermula. Bagi Dewa, Pelita adalah sebuah paket lengkap untuk memenangkan taruhan sekaligus menyakiti hati sepupu tirinya, Gilvy, yang juga menaruh hati pada Pelita.

Nggak mau terlalu banyak spoiler, pokoknya kita bakal larut deh dalam kisah mereka. Juga banyolan-banyolan Rendi dan Gerka yang bakalan buat kita cekikikan sendiri bacanya.

Menurut pendapat pribadiku, novel ini merupakan paket lengkap sebuah cerita yang mengusung tentang persahabatan, percintaan, kekeluargaan, cita-cita serta pengkhianatan. Sarat akan pelajaran hidup, dan layak berada di list bacaan kamu. But wait, tidak aku sarankan dibaca oleh anak yang masih di bawah umur.

Why...???

Because, ada banyak konten dewasa yang akan sangat berbahaya jika dibaca anak-anak bau kencur. Maaf kak Fara, harus kusampaikan ini pada pembaca karena demikian adanya fersi pendapatku. 🙏🙏

Over all aku suka semua dari buku ini. Baik dari segi covernya yang ciamik abis terutama perpaduan warnanya: hitam, coklat dan sedikit putih hingga kisah yang membuat larut sampai nggak sadar ikut meneteskan air mata. Baik untuk terapi mata buat yang jarang nangis nih. Hehe, konon air mata itu bagus untuk kesehatan mata ternyata.

But, maaf, untuk artikel ini, sedikit aku sensor bagian seksih p*h*nya dengan kertas pembatas, meski sebenarnya di kertas pembatas juga ada gambarnya. 🤦🤦 Tapi kecil kok ✌️✌️. Mungkin bagi sebagian orang ini wajar, tapi tiap-tiap individu berhak punya pendapatnya masing-masing. ✌️✌️✌️ *Peace lagi 😁😁*


Betewe, ini adalah pertama kalinya aku pre-order buku. Wahh, dapat yang bertanda tangan langsung nih dari Kak Fara. Terima kasih. Aku suka, aku suka...

Sekian ya review novel 'Invalidite - The Bridge of Perfection' dari aku. Apabila ada salah-salah kata mohon dimaafkan ya gaes. 🙏

Salam, *simpleannia.blogspot.com*

Baca juga ya gaes:
[REVIEW] Catatan Juang - Konspirasi Alam Semesta by Fiersa Besari

[REVIEW] Sebuah Usaha Melupakan - Boy Candra




Senin, 13 Agustus 2018

Where to Eat? #2 : Makan Siang Impian

@annie_a

Ini adalah makan siang impianku dan kedua temanku. Setelah beberapa kali berencana dan gagal. Fix, kali ini mendadak dan jadi. Klasik banget kan? Sesuatu yang tidak direncanakan justru akhirnya malah terlaksana.

***

Kuy, udah sering ke Rita Supermall Purwokerto khaann??
*Pertanyaan ini spesial ditujukan bagi warga Purwokerto dan sekitarnya. Atau yang berdomisili di sekitaran Purwokerto.*

Tau donk tempat makan yang letaknya di sebelah kanan pintu masuk ground floor mall-nya anak hits Purwokerto  jaman now?

Yup, that is X.o suki Signature Purwokerto.

Menawarkan konsep masak di meja (ah, entah apa istilah yang tepat, pokoknya yang kompornya di meja deh) dengan dua pilihan kuah yaitu kuah tomyam yang pedas dan kuah kaldu biasa yang nggak pedas. X.o Suki memang menarik untuk dicoba. Kita bisa pilih kuahnya salah satu atau dua-duanya. Jika memilih keduanya, maka bagian tengah panci perebus akan disekat sehingga kedua kuah tersebut tidak tercampur.

Untuk menu makanannya kita bisa memilih dan ambil sendiri di rak sebelah kasir. Tiap-tiap menu dikemas dengan wadah dengan warna yang beragam. Tiap-tiap warna wadah tersebut merujuk pada daftar harga yang ditempel di sisi kanan dan kiri rak menu. Misal yang wadahnya merah muda harganya Rp 12.000,- per porsi. *harga hanya perumpamaan*

Ada beragam menu yang bisa kita pilih sesuai selera. Misalnya aneka mie, tofu, irisan daging, telor, jamur, sayur organik, puding, bakso, olahan ikan, nasi dan masih banyak lainnya. 


Untuk urusan minum kita bisa melihat-lihat di buku menu. Ada banyak pilihan yang bisa kamu pesan. Kalau aku sie, cari aman saja. Es teh. Mungkin ngga tercantum di buku menu, tapi ada kok. Aman yang kumaksud adalah aman untuk isi kantong. Hehehe... 🤫🤫

Secara garis besar X.o Suki menyediakan tiga nuansa pilihan tempat duduk yang bisa kita tunjuk sesuai suasana hati. Ada yang terbuka menghadap isi mall, ada yang menghadap jalan raya dengan dinding kaca, lalu yang terakhir ada ruangan yang  didekor dengan bunga-bunga, yang pokoknya Instagramable deh buat kanca muda.

Kali ini aku dan kedua temanku memutuskan untuk duduk di ruangan yang penuh bunga-bunga serta kursi panjang yang empuk. Biar rileks aja, secara kami baru istirahat dari penatnya bekerja, sebelum akhirnya berkutat lagi dengan pekerjaan setelah jam istirahat ini habis.

This is temanku, yang ikhlas banget jadi model

Nasib baik ternyata sedang menaungi kami. Kami datang di jam yang mana ada promo free seporsi pangsit ayam. Syarat dan ketentuan berlaku ya gaes.

Apa syaratnya??

Kita cukup follow akun Instagram X.o suki Purwokerto, lalu posting deh sesuatu tentang X.o suki Purwokerto ini dengan mention akun X.o suki serta tiga akun teman kita di Instagram. Dan setelah konfirmasi ke staff Suki, taraa pangsit pun datang.

Alhamdulillah... Harus aku akui, salah satu temanku ini memang punya penglihatan super peka kalau soal promo dan gratisan. Sedang temanku yang satunya ikhlas banget dijadikan model. Bersyukur banget punya sohib kayak mereka ini. 😁😁

"Bay the way, harganya gimana, mahal engga nih??" Ada, yang mau tanya begini?

Baiklah, kita sampai pada sesi yang paling sensitip. Kalau udah ngomongin harga, menurutku itu relatif ya gaes. Ada yang bilang  sepuluh ribu itu mahal, ada yang bilang murah. But, untuk ukuran kantong karyawan macam aku, makan di  mari memang cukup mahal. Tapi, sesekali nyobain aku pikir tak apa lah, biar nggak ngiler tiap keluar masuk Ritamall. Hehehe... Hiperbola banget ya...

Over all, buat yang penasaran monggo langsung cuzz saja ke X.o suki Purwokerto.

***

X.O SUKI SIGNATURE PURWOKERTO
Suki. Yakitori. Sapi.BBQ
Rita Mall - Ground Floor
Reservation: 0281-7771398
Opening hour: 10.00-22.00
Akun Instagram: @xosuki_purwokerto

***


☘️ simpleannia.blogspot.com ☘️

Jumat, 10 Agustus 2018

Putih Abu-abu, Aku Rindu

simpleannia.blogspot.com

Bangun pagi, mandi, sarapan sambil nonton ‘Sport7 Pagi’, lalu berangkat sekolah. Jalan sekitar satu koma lima kilometer sebelum sampai di jalan raya, kalau sepeda bututku lagi bersahabat maka aku beruntung bisa nonton berita olahraga sampai bubar karena ngga perlu jalan kaki. Lalu lanjut naik bus umum yang sesaknya minta ampun. Maklum saja, tahun 2008 sepeda motor belum sebanyak sepuluh tahun kemudian.

Sekolahku, gerbangnya selalu terbuka, jadi ngga ada kata tidak masuk jika terlambat. Guru-gurunya bersahabat, meski beberapa memang masih menerapkan sistem hierarki yang mengharapkan murid-muridnya sendiko dawuh dengan kata-kata dan perintahnya, over all beliau-beliau adalah orang baik. Meski definisi baik juga sebenarnya relatif.

Sekolahku masuk ke dalam kategori bangunan cagar budaya. Jadi, konon, karena itulah bangunan-bangunan intinya tidak boleh dirubah baik bentuk maupun penampilannya. Walhasil, bangunan-bangunan baru yang kini mengah bersanding dengan bangunan kuno di sisi dalam sekolah.

Tahun 2008, muridnya belum sebanyak tahun ini. Mungkin sekitar 750 siswa, kurang atau lebih sedikit.  Lapangannya juga masih luas, alih-alih menyebut lapangan, siswa-siswa dari sekolah lain justru menyebutnya dengan alun-alun. Entah mereka takjub karena nggak punya lapangan selebar itu, atau mereka sebenarnya sedang ngece, lapangannya lebih luas dari pada ruang belajarnya, tak seperti sekolah pada umumnya.

Bahkan, tahun 2007, sebelum sebagian lapangan dibangun ruang kelas, tepi-tepi jalannya tumbuh tinggi pohon yang entah apa namanya, tapi kalau sudah berbunga, waaahhhh, jangan tanya soal keindahannya. Saat kita berjalan dibawahnya, kelopak-kelopak bunga yang dominan warna kuning berguguran menyiram wajah kita. Apalagi kalau siang, saat angin mulai menyisir dedaunan. Kami menyebutnya bunga sakura. Sakura ala ala siswa yang membayangkan Jepang.

Di tahun ajaran terakhir, hampir setiap siswa sudah menggunakan handphone (jika disebutka merk dan tipenya, sekarang pasti dicap jadul, meski ada beberapa yang sudah canggih. Definisi canggih saat itu adalah mampu memotret, menyetel musik mp3, setingkat lebih tinggi adalah dilengkapi antena televisi)

Dulu kami tak mengenal media sosial kecuali friendster, itupun tak banyak yang pakai. Paling hanya iseng bikin di warnet, habis itu udah, ngga pernah dibuka lagi. Nyatanya yang seperti ini justru membuat kami - para siswa - berinteraksi dengan lebih nyata. Lebih akrab, dan kemudian menjadi lebih bersahabat.


***

Ah, masa-masa sekolah memang selalu saja menjadi kenangan yang paling dirindukan oleh orang - yang katanya - sudah dewasa (termasuk juga aku). Mengapa?? Padahal, dulu, waktu masih sekolah, ngebet banget pengin cepet lulus. Biar bisa cepet kerja. Dan yang paling utama adalah biar bisa menghasilkan duit dari keringet sendiri. Secara, menyandang predikat siswa duitnya ngga seberapa. Pengin ini, pengin itu, sabar dulu, hemat dulu, nabung dulu. Kecuali bagi siswa yang bokap nyokapnya tajir melintir.

Setidaknya, begitu yang aku pikirkan. Kalau beberapa atau banyak orang yang pengin cepet lulus karena ingin segera mengaplikasikan ilmunya, salut deh buat mereka. Karena mereka termasuk jajaran manusia yang dibutuhkan negara dan masyarakat di Bumi ini.

Jadi, dik. Yang saat ini masih sekolah, yang pengin cepet-cepet lulus biar bisa kerja, percayalah, dunia kerja ngga sesimple ‘kerja dapat duit’, dik. Banyak hal-hal yang nyatanya membuatmu ingin kembali saja ke bangku sekolah. Maka dari itu, nikmatilah masa-masa sekolahmu dik. Tanpa bermaksud menggurui, belajarlah yang benar dan bermainlah sewajarnya anak sekolah. 

(simpleannia.blogspot.com)


Sabtu, 04 Agustus 2018

Where to Eat? #1: Ngeramen

simpleannia.blogspot.com
- R a m e n -

Yup, "Where to eat?" edisi perdana dimulai di sini. Ngeramen di Mayasi yang terletak di sebelah lift Moro. Yang orang Purwokerto atau yang berdomisili di mari pasti sudah pada tahu sama pusat perbelanjaan satu ini, ya khannnn?? Secara Moro Grosir and Ritel ini udah terkenal banget. Loh kok jadi promosi. 🤭🤭

Ok, back to topik...

Kenapa milih ke tempat ini?
Answer: Sebenernya ngga sengaja juga sih ke mari. Tadinya aku tuh cuma mau beli sesuatu aja. Eh pas melipir jalan-jalan sebelum bayar ke kasir, tahu-tahu kaki udah ngeloyor aja ke Mayasi. Ya udah lah ya, mungkin ini kode dari sang perut. Ingat, jangan keasyikan belanja ketika perut lagi lapar, bisa-bisa isi dompetmu kering karena kalap. Percaya ngga percaya, aku si percaya aja. 😁😁

Kenapa pesan ramen?
Answer: Sebenarnya (kok dari tadi sebenernya-sebenernya mulu ya?? 🤔🤔) ada menu lain yang lebih menggiurkan dan perlu dicoba, tetapi harga paketan paling murah ya cuma ini aja. Jadi, dengan dua puluh ribu aja sudah dapat semangkok ramen dengan toping setengah telor ayam rebus, dua irisan bakso, dan selembar rumput laut (tapi aku ngga doyan rumput lautnya), seporsi dimsum (isi 3), dan segelas kopi (aku rasa ini kopi sobek 🤭🤭). Lumayan khaann??

Sendirian aja?
Answer: Iya. *singkat, padat dan jelas*

Ok gaes, kayaknya sekian aja deh cuap-cuapnya. Berhubung ramen, dimsum dan kopi sudah ludes dan sudah temurun ke perut (kata mama: jangan langsung beranjak setelah makan, biar makanannya temurun dulu). And now, aku mau bayar barang yang tadi aku beli nih ke kasir.

Sampai jumpa di artikel "Where to eat?" selanjutnya.... ☘️

*simpleannia.blogspot.com*