Rabu, 05 Desember 2018

[Lirik Lagu] Waktu yang Salah - Fiersa Besari


Jangan tanyakan perasaanku
Jika kau pun tak bisa beralih
Dari masa lalu yang menghantui mu
Karena sungguh ini tidak adil

Bukan maksudku menyakiti mu
Namun tak mudah tuk melupakan
Cerita panjang yang pernah aku lalui
Tolong yakinkan saja raguku


* Pergi saja engkau pergi dariku
   Biar ku bunuh perasaan untukmu
   Meski berat melangkah
   Hatiku hanya tak siap terluka

**  Beri kisah kita sedikit waktu
      Semesta mengirim dirimu untuk ku
      Kita adalah rasa yang tepat
      Diwaktu yang salah


Hidup memang sebuah pilihan
Tapi hati bukan tuk dipilih
Oh oh
Bila hanya setengah dirimu hadir
Dan setengah lagi untuk dia

(Back to * )
(Back to ** )

Bukan ini yang kumau
Lalu tuk apa kau datang
Rindu tak bisa diatur
Kita tak pernah mengerti
Kau dan aku menyakitkan

(Back to * )
(Back to ** )

Diwaktu yang salah...


⏳ simpleannia.blogspot.com ⏳


Kamis, 29 November 2018

Coffee Break #3: Cafe Au Lait


Artikel ini bermula dari pengalaman ngopi bareng suami dan teman-teman ketika di Lembang beberapa hari kemarin.

Awalnya kami cuma iseng jalan-jalan malam, keluar dari hotel tempat kami menginap. Alih-alih nyari angkringan, kami akhirnya terdampar di cafe kecil dekat kedai kopi yang gagal kami masuki. 

Ya, gagal. Kami langsung putar haluan, balik badan 360° tepat 5 langkah sebelum pintu masuk. Why? Because aku dan salah satu temanku mencium aroma-aroma harga yang menguras kantong terpampang nyata di daftar harga dekat pintu masuk. ๐Ÿ˜๐Ÿ˜…

Setelah jalan kesana kemari ndak jelas, ditambah Mbah Google yang memberi tahu bahwa tak ada kedai kopi lain yang lebih dekat dengan posisi kami saat itu, kami pun akhirnya masuk  ke cafe kecil yang paling dekat dengan hotel.

Yang menarik dari cafe ini adalah tempatnya yang sepi, bersih, kekinian dan bonus buku bacaan yang terpajang pada rak yang menempel pada salah satu sisi dinding cafe. Sayang sekali tak terdaftar di Google Maps.

Malam itu, hanya kamilah pengunjung yang singgah. Mungkin karena sudah malam. Tapi karena masih terpampang tulisan 'OPEN', kami pun memutuskan untuk tetap masuk, meski untuk mendapatkan daftar menu kami harus mencari-cari penjualnya terlebih dahulu. Untung ketemu. Hehehe... ๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Setelah disodori daftar menu, kami pun mulai memilih-milih minuman apa yang sesuai selera. Ada kopi tubruk, cafe au lait, vietnam drip, red velvet, lemon tea, aneka milkshake dan masih banyak lainnya.

Malam itu aku pesan cafe au lait karena aku pikir rasanya yang hampir sama dengan latte.

Temanku yang juga penyuka kopi (sobek ๐Ÿคญ๐Ÿคญ๐Ÿคซ๐Ÿคซ) bertanya, apa itu cafe au lait? Dan mungkin karena penjelasanku yang tak meyakinkan, akhirnya mereka tak jadi ikut-ikutan pesan menu yang sama denganku. ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…

Beberapa hari kemudian...

Saat sedang mereview foto-foto kopi kemarin, aku jadi ragu dan penasaran sendiri. Apakah benar, cafe au lait itu sama dengan latte? ๐Ÿค”๐Ÿค”๐Ÿค”

Maka, dimulailah ritual browsing-browsing di internet. Dan ternyata, aku pun pernah mengulas perihal ini dalam artikel berjudul 'Coffee Break #1: Episode Rasa'. Bisa di baca di sini.

Jadi sob, cafe au lait adalah minuman yang dibuat dari 50% kopi hitam dan 50% susu murni. Alias kopi susu.

Mengutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, cafรฉ au lait (Bahasa Perancis yang artinya kopi susu) adalah campuran kopi hitam yang tajam dengan susu panas. Cafรฉ au lait memiliki kesamaan dengan caffรฉ latte tetapi cafรฉ au lait menggunakan kopi hitam dan bukan espresso.

Dan pada beberapa sajian, biasanya sang barista akan menyajikannya dengan gula yang terpisah untuk menambah rasa manis pada seduhan kopi. Seperti kopiku beberapa hari kemarin. ๐Ÿคญ๐Ÿคญ

Bagaimana dengan latte?

Masih mengutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, latte atau Caffรจ latte (Bahasa Italia yang artinya kopi susu) adalah espresso atau kopi yang dicampur dengan susu dan memiliki lapisan busa yang tipis di bagian atasnya. Perbandingan antara susu dengan kopi pada caffรจ latte adalah 2:1.

Di Eropa, latte akan cenderung dianggap sesuatu yang hanya diperuntukan bagi anak-anak atau pengopi yang masih sangat belia.

Hmmmm, baiklah, sekarang aku bisa tidur dengan tenang. ๐Ÿ˜๐Ÿ˜


***simpleannia.blogspot.com***


Baca juga:
• Coffee Break #2: Kintamani Coffee

Jumat, 26 Oktober 2018

Where to Eat? #3 :Tteokbokki ala BuldaQ Korean BBQ


Hai sobat makan...
Suka ngerasa ngga sih, kalau tanggal tua gini justru hasrat hura-hura lagi tinggi-tingginya. Maunya beli ini - beli itu, makan ini - makan itu, hangout sana - hangout sini. Macam banyak duit saja, padahal dompet udah menjerit-jerit, uang lima ribuan aja ditarik ulur. Sekalinya ke ATM nyari yang free parkir. *fiuhh* Ada yang senasib macam aku gini kah?

Maka bersyukurlah kita yang hidup di jaman now, jaman yang apa-apa diposting ke media sosial. Kabar baiknya, kita bisa mantau nih, tempat makan / belanja mana yang lagi ngadain promo / diskon. Asik bukan??

Nah kali ini, kitorang mau nyobain tteokbokki (itu tuh, kue beras asal Korea yang tampilannya bikin ngiler).

Jadi nih friends, di BuldaQ Korean BBQ Rita Supermall Purwokerto lagi ngadain promo gratis satu porsi tteokbokki tiap pembelian menu lain senilai minimum Rp 50.000,-

Berhubung menu ini udah lamaaaaaa banget diidam-idamkan kitorang (dulu pernah kemari, tapi tteokbokki-nya lagi habis), maka jadilah jam makan siang kali ini kami bertekad ke BuldaQ. Hahaha the power of gratisan emang selalu menarik perhatian.



Baiklah, sebagai karyawan yang punya gaji tak seberapa, prinsip utama dari makan-makan adalah pastikan tetap hemat dengan memilih menu yang paling murah. Dan bagi kitorang, apapun makanannya, minumnya tetap es teh. hehehe....

Tips terakhir adalah ndak usah berlagak kaya dengan sok-sok'an nraktir. Kita bayar yang kita makan saja. Karena sebagai sesama karyawan yang menderita serangan tanggal tua, kita harus saling pengertian. Bukan begitu??






***


Yang pengin nyobain tteokbokki juga boleh nih langsung ke TKP:

BuldaQ Korean BBQ
Rita Supermall
Jl. Jend. Sudirman No. 296
Purwokerto


***


☘️ simpleannia.blogspot.com ☘️



Minggu, 07 Oktober 2018

Filosofi Merajut, Bukan Soal Hasil Karya


Malam ini aku senang bukan main karena karya pertamaku telah rampung. Ya, aku baru saja selesai membuat dompet koin dari benang yang dirajut. Meskipun hasilnya masih jauh dari kata rapi dan bagus, aku tetap tak bisa berhenti bersyukur dan berucap Alhamdulillah. Setidaknya jerih payahku selama ini membuahkan hasil.

Jerih payah??

Iya, aku telah terlebih dahulu menonton puluhan video tutorial merajut di YouTube yang mengorbankan bergiga-giga kuota internet sebelum memutuskan untuk beli benang, jarum  serta bahan pendukung lainnya untuk merajut.

Pada tahapan awal belajar, ada banyak benang yang terbuang karena salah bikin simpul, korban uji coba ikatan dasar yang salah-salah melulu, serta bingung konsep alias ngga tau mau bikin apa. Dan tentu saja, ada banyak waktu yang tersita demi itu semua.

Padahal, saat menonton video tutorial, aku berpikir 'ah bisa' ; 'ah mudah' ; 'ah, cuma gitu doang' dan sejuta pikiran positif lainnya yang tidak aku sangka ternyata pada prakteknya begitu njlimet dan mbingungi.

Setelah belajar sekian minggu dan tak kunjung bisa, akhirnya aku bosan dan putus asa. Kumasukkan semua alat dan bahan merajut yang telah aku beli ke dalam kotak, lalu kusimpan di atas lemari. Ada sedikit penyesalan telah membeli barang-barang yang ternyata tak berguna ini. Aku menyerah.

Sampai pada suatu hari setelah berbulan-bulan kemudian, bahkan tahun pun telah berganti, ada toko baru di sebelah tempat kerjaku yang menjual barang-barang hasil rajutan seperti tas, dompet serta bahan dan alat yang diperlukan dalam merajut. Yang paling menarik adalah terdapat tulisan 'Kursus Gratis' pada banner yang terbentang di sisi depan toko.

Merasa dapat pencerahan akan nasib benang-benang di atas lemari, aku pun bergegas ke toko tersebut. Setelah melihat-lihat barang yang dipajang pada etalase dan ram gantung, aku memberanikan diri bertanya perihal 'Kursus Gratis'. Tak ketinggalan aku juga bercerita bahwa aku pernah belajar merajut yang akhirnya mandeg karena ndak bisa-bisa.

Jawaban ibu-ibu penjaga toko (sepertinya sang pemilik toko) ini sungguh di luar harapkanku.

Aku berharap beliau akan menjawab: "Kursus di sini aja, nanti diajarin sampai bisa."

Tapi ternyata: " Mbaknya pasti ndak telaten, belum bisa sudah putus asa. Kalau telaten pasti bisa."

Untuk sesaat aku terdiam, terpaku, dan malu karena apa yang beliau katakan benar adanya.

Akupun mengurungkan niatku untuk mendaftar kursus gratis di toko tersebut. Alih-alih menghilangkan pandangan underestimate dari beliau (atau cuma perasaanku saja kah? ๐Ÿค”๐Ÿค”) , aku pun bertanya perihal ketersediaan jarum rajut nomor sekian dan sekian, aku mau beli.

Saat fix bau dibayar, ternyata duitku kurang. Jadilah aku ijin ke beliau untuk menunda transaksi. Aku bilang akan datang lagi besok.

Dua hari kemudian akhirnya aku benar-benar membeli jarum yang sebelumnya urung dibayar. Karena kemarin dan hari sebelum kemarin banyak urusan. Kebetulan, jam buka dan tutup toko tersebut sama dengan jam masuk dan pulang kerjaku.

Berbekal perasaan terintimidasi saat sang penjual bilang bahwa aku ini pasti ndak teleten dan gampang menyerah, aku bongkar kotak yang sudah begitu kotor tertimpa debu dan ramat.

Kudownload lagi video tutorial merajut yang telah aku hapus sebelumnya. Kali ini kuamati baik-baik, dengan lebih serius.
Lalu aku mulai merajut, perlahan, seikat demi seikat. "Mbaknya pasti ndak teleten... Bla bla bla...." terus terngiang di telingaku. Gerak bibir dan tatapan (yang menurutku merendahkan) dari ibu itu terus mengganggu otakku.

Akan ku buktikan bahwa aku bisa tanpa harus kursus di tempat tersebut. Mungkin saat itu, ibu itu tak bermaksud apapun padaku, beliau hanya menyampaikan masalah yang ada pada diriku kenapa tak kunjung bisa merajut. Beliau berharap aku lebih telaten untuk belajar. Kuncinya adalah 'telaten'. Tapi, mungkin saat itu aku sedang sensi, sehingga menangkap dengan negatif apa yang beliau sampaikan.

Apapun itu, aku sepatutnya berterima kasih pada beliau, karena perkataan dan mimik beliau telah membangunkan semangatku untuk kembali belajar merajut. Dan malam ini, aku bisa tersenyum setelah dompet recehku selesai dipasang resleting, lengkap dengan bandul kunci yang juga aku beli di toko rajut milik ibu itu.

Sekedar tambahan, untuk memasang resletingnya saja, aku bongkar pasang berkali-kali karena posisi yang tak kunjung pas. Dan nggak sebentar, alias lama. Sampai mandeg ngopi dulu.

At the end, merajut benar-benar memberi banyak pelajaran bagiku. Ini bukan hanya soal membuat wadah receh. Merajut adalah tentang kemauan, kesabaran, ketelatenan dan sikap pantang menyerah. Tepat seperti apa yang dikatakan sang ibu pemilik toko sebelah itu. Pantas lah jika dalam meraih cita-cita, orang-orang sering kali menyebutnya dengan istilah 'merajut asa'. Ya, merajut.

Dan ternyata, kita bisa menjadikan omongan orang sebagai motivasi, sebagai penyemangat, bukan sebagai peluruh cita-cita atau keinginan. Sepanjang apa yang kita ingin capai memang merupakan hal baik lagi positif.

Thanks for reading... and c y... ๐Ÿ˜๐Ÿ™๐Ÿ™



☘️ simpleannia.blogspot.com ☘️


Minggu, 09 September 2018

Bumbu dan Cara Sederhana Menggoreng Ikan Gurameh

Maraknya bumbu instan yang dijual di pasaran tentu membuat para wanita - terutama kaum ibu muda yang belum fasih bumbu dapur - merasa tertolong. Hal lain yang menjadikan bumbu racik instan begitu laris adalah karena di beberapa daerah tak semua bumbu dapur bisa didapat dengan mudah, atau harga yang ternyata lumayan mahal.

But, ada satu yang unik nih friend, menurutku - dan beberapa para ibu yang sudah berpengalaman dalam dunia masak memasak - rasa masakan yang diolah dengan bumbu kemasan ternyata tidak selezat jika diolah dengan bumbu yang kita racik sendiri. Kalau kata mamakku "kurang puas" kalau masak pakai bumbu instan. Puas-puasnya ya ngrajang (motong) sendiri, ngulek sendiri, dan so pasti ....yang demikian lebih aman ya prend, no pengawet buatan.

Berdasarkan teori di atas, hari ini aku akan mencoba menggoreng ikan gurameh pakai bumbu racikan sendiri. Apa aja bumbunya??

Check this out....

annie_a | simpleannia.blogspot.com
- ketumbar 
- garam
- bawang putih 
- kunyit
- jahe

Sebenarnya ada satu yang kurang, yaitu daun jeruk atau air perasan jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis dari ikannya. Tapi kemarin aku ngga pakai karena ngga ada, hehe...

Caranya gampang aja friend, semua bumbu diulek di cobek hingga halus, lalu lumurkan pada ikan gurameh yang sudah dibersihkan. Diamkan kurang lebih 30 menit biar bumbu meresap. Ingat, letakkan ikan di tempat yang aman, jauhkan dari jangkauan kucing. Setelah 30 menit, tinggal digoreng deh di minyak panas. Goreng hingga matang, angkat, tiriskan, dan gurameh goreng pun siap disajikan.

Oya, pendapat lain yang juga aku amini adalah; entah mengapa, bumbu yang dihaluskan dengan cara diulek di cobek rasanya lebih mantap jika dibandingkan dengan cara dihaluskan pada blender. Ada yang tau?? ๐Ÿค”๐Ÿค”

Well, sekian kilas berbagi tentang bumbu sederhana menggoreng ikan gurameh yang bisa diaplikasikan juga ke ikan jenis lain. Semoga bermanfaat. ๐Ÿ’ฆ


Baca juga:


Minggu, 19 Agustus 2018

[REVIEW] Invalidite - The Bridge of Perfection by Faradita

@annie_a
Invalidite, novel yang aku beli karena tertarik sama warna covernya. "Don't judge a book just by it's cover" sedang tidak mempan mempengaruhiku untuk tidak ikut-ikutan pre-order. Hehe, khilaf yang indah. Karena pada akhirnya, aku nggak nyesel beli ini buku. Pesan tanggal empat, bayar tanggal sepuluh (karena lupa ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ™๐Ÿ™ untung saja batas waktu pre-order saat itu sampai tanggal 15), lalu barang mendarat dari ekspedisi tanggal dua puluh lima (kalau tidak salah ingat ๐Ÿค”๐Ÿค”). Semua proses di bulan Juli.

Setelah dianggurin kurang lebih selama tiga minggu di rumah, akhirnya Invalidite rampung kubaca hari ini. Kak Faradita (sang penulis) berhasil memaksaku buru-buru menuntaskan kisah dalam novel setebal 398 halaman ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena rasa penasaran yang sulit untuk ditahan. Secara terputus-putus, novel ini selesai dalam tiga hari. Yang mana jika aku membaca secara normal (sekitar 25 halaman per hari) harusnya buku ini selesai dalam setengah bulan. Hehehe, maklum, meski suka membaca, aku bukan maniak buku. Bahkan ada novel yang kutinggalkan karena merasa tidak tertarik di bagian tengahnya. ๐Ÿ™๐Ÿ™

Baiklah, mari kita kupas perlahan tentang seberapa menariknya novel Invalidite ini. Novel yang telah dibaca 19 juta kali di Wattpad dan menyandang predikat #1 In Romance pada 10 Januari 2018.

Check this out... ๐Ÿ‘‡

Judul: Invalidite
Penulis: Faradita
Tebal: Vi + 398 halaman
Dimensi: 13 x 19 cm
Cetakan Pertama: Tahun 2018
Diterbitkan pertama kali oleh: Penerbit Kubusmedia

Tokoh yang terlibat:

Pelita Senja ~ Mahasiswa dengan keterbatasan fisik yang selalu bersyukur atas apa yang ia terima. Pintar dan selalu berpikir positif pada setiap orang dan setiap keadaan. Sabar dan polos. Polooosss banget. Sampe aku mikir apa iya masih ada cewek sepolos Pelita di jaman now.

Dewa Pradipta ~ Mahasiswa yang tak pernah masuk kelas karena dendam masa lalunya pada pemilik kampus yang tak lain adalah kakeknya sendiri. Playboy jahanam yang punya ingatan super perihal apapun.

Gilvy ~ Sahabat Pelita sejak SMA, sepupu tiri Dewa sekaligus rivalnya dalam segala hal.

Rendi ~ Sahabat Dewa sekaligus partner kerjanya di dunia fotografi. Kocak, sembrono kalau ngomong but care banget soal friendship.

Gerka ~ Sahabat Dewa dan Rendi sekaligus partner kerjanya juga di dunia fotografi. Kocak tapi lebih waras daripada Rendi. Care soal friendship juga, sama seperti Rendi.

Tika ~ Seharusnya ia adalah sahabat perempuan Pelita satu-satunya. (Menurutku)

Siska ~ Model, mantannya (atau buka ya...) Dewa. Mengisi peran Antagonis yang selalu memusuhi Pelita.

David ~ Pemilik Kampus, Kakeknya Dewa dan Gilvy.

Burhan ~ Ayahnya Pelita.

Jeremy ~ Ayahnya Gilvy.

Santoso ~ Orang kepercayaan keluarga David, Ayahnya Tika

Brata ~ Rektor Kampus.

Plot Cerita:

Dewa Pradipta yang sangat cerdas dalam meremehkan orang lain, pandai berkelahi dan juga mahir menyakiti perempuan kemudian harus berhadapan dengan Pelita yang ditunjuk oleh Brata untuk menjadi pembimbing belajarnya. Kegiatan bimbingan ini merupakan perintah David  agar Dewa menjadi manusia yang berpendidikan dan pantas melanjutkan tahtanya.

Kearoganannya untuk menolak bimbingan tidak berpengaruh pada Pelita, seorang gadis berpakaian kuno yang juga memiliki keterbatasan fisik.

Dewa terusik oleh Pelita yang selalu menanggapi sikap kasarnya dengan senyuman. Apalagi ketika gadis itu memaksa untuk mengatur hidupnya.

Tanpa menyadari akibat yang mungkin bisa menyakiti dirinya sendiri. Dewa memulai sebuah permainan untuk menaklukan Pelita atas usulan Rendi. Dan Gerka menjadi saksi bagaimana semuanya bermula. Bagi Dewa, Pelita adalah sebuah paket lengkap untuk memenangkan taruhan sekaligus menyakiti hati sepupu tirinya, Gilvy, yang juga menaruh hati pada Pelita.

Nggak mau terlalu banyak spoiler, pokoknya kita bakal larut deh dalam kisah mereka. Juga banyolan-banyolan Rendi dan Gerka yang bakalan buat kita cekikikan sendiri bacanya.

Menurut pendapat pribadiku, novel ini merupakan paket lengkap sebuah cerita yang mengusung tentang persahabatan, percintaan, kekeluargaan, cita-cita serta pengkhianatan. Sarat akan pelajaran hidup, dan layak berada di list bacaan kamu. But wait, tidak aku sarankan dibaca oleh anak yang masih di bawah umur.

Why...???

Because, ada banyak konten dewasa yang akan sangat berbahaya jika dibaca anak-anak bau kencur. Maaf kak Fara, harus kusampaikan ini pada pembaca karena demikian adanya fersi pendapatku. ๐Ÿ™๐Ÿ™

Over all aku suka semua dari buku ini. Baik dari segi covernya yang ciamik abis terutama perpaduan warnanya: hitam, coklat dan sedikit putih hingga kisah yang membuat larut sampai nggak sadar ikut meneteskan air mata. Baik untuk terapi mata buat yang jarang nangis nih. Hehe, konon air mata itu bagus untuk kesehatan mata ternyata.

But, maaf, untuk artikel ini, sedikit aku sensor bagian seksih p*h*nya dengan kertas pembatas, meski sebenarnya di kertas pembatas juga ada gambarnya. ๐Ÿคฆ๐Ÿคฆ Tapi kecil kok ✌️✌️. Mungkin bagi sebagian orang ini wajar, tapi tiap-tiap individu berhak punya pendapatnya masing-masing. ✌️✌️✌️ *Peace lagi ๐Ÿ˜๐Ÿ˜*


Betewe, ini adalah pertama kalinya aku pre-order buku. Wahh, dapat yang bertanda tangan langsung nih dari Kak Fara. Terima kasih. Aku suka, aku suka...

Sekian ya review novel 'Invalidite - The Bridge of Perfection' dari aku. Apabila ada salah-salah kata mohon dimaafkan ya gaes. ๐Ÿ™

Salam, *simpleannia.blogspot.com*

Baca juga ya gaes:
[REVIEW] Catatan Juang - Konspirasi Alam Semesta by Fiersa Besari

[REVIEW] Sebuah Usaha Melupakan - Boy Candra




Senin, 13 Agustus 2018

Where to Eat? #2 : Makan Siang Impian

@annie_a

Ini adalah makan siang impianku dan kedua temanku. Setelah beberapa kali berencana dan gagal. Fix, kali ini mendadak dan jadi. Klasik banget kan? Sesuatu yang tidak direncanakan justru akhirnya malah terlaksana.

***

Kuy, udah sering ke Rita Supermall Purwokerto khaann??
*Pertanyaan ini spesial ditujukan bagi warga Purwokerto dan sekitarnya. Atau yang berdomisili di sekitaran Purwokerto.*

Tau donk tempat makan yang letaknya di sebelah kanan pintu masuk ground floor mall-nya anak hits Purwokerto  jaman now?

Yup, that is X.o suki Signature Purwokerto.

Menawarkan konsep masak di meja (ah, entah apa istilah yang tepat, pokoknya yang kompornya di meja deh) dengan dua pilihan kuah yaitu kuah tomyam yang pedas dan kuah kaldu biasa yang nggak pedas. X.o Suki memang menarik untuk dicoba. Kita bisa pilih kuahnya salah satu atau dua-duanya. Jika memilih keduanya, maka bagian tengah panci perebus akan disekat sehingga kedua kuah tersebut tidak tercampur.

Untuk menu makanannya kita bisa memilih dan ambil sendiri di rak sebelah kasir. Tiap-tiap menu dikemas dengan wadah dengan warna yang beragam. Tiap-tiap warna wadah tersebut merujuk pada daftar harga yang ditempel di sisi kanan dan kiri rak menu. Misal yang wadahnya merah muda harganya Rp 12.000,- per porsi. *harga hanya perumpamaan*

Ada beragam menu yang bisa kita pilih sesuai selera. Misalnya aneka mie, tofu, irisan daging, telor, jamur, sayur organik, puding, bakso, olahan ikan, nasi dan masih banyak lainnya. 


Untuk urusan minum kita bisa melihat-lihat di buku menu. Ada banyak pilihan yang bisa kamu pesan. Kalau aku sie, cari aman saja. Es teh. Mungkin ngga tercantum di buku menu, tapi ada kok. Aman yang kumaksud adalah aman untuk isi kantong. Hehehe... ๐Ÿคซ๐Ÿคซ

Secara garis besar X.o Suki menyediakan tiga nuansa pilihan tempat duduk yang bisa kita tunjuk sesuai suasana hati. Ada yang terbuka menghadap isi mall, ada yang menghadap jalan raya dengan dinding kaca, lalu yang terakhir ada ruangan yang  didekor dengan bunga-bunga, yang pokoknya Instagramable deh buat kanca muda.

Kali ini aku dan kedua temanku memutuskan untuk duduk di ruangan yang penuh bunga-bunga serta kursi panjang yang empuk. Biar rileks aja, secara kami baru istirahat dari penatnya bekerja, sebelum akhirnya berkutat lagi dengan pekerjaan setelah jam istirahat ini habis.

This is temanku, yang ikhlas banget jadi model

Nasib baik ternyata sedang menaungi kami. Kami datang di jam yang mana ada promo free seporsi pangsit ayam. Syarat dan ketentuan berlaku ya gaes.

Apa syaratnya??

Kita cukup follow akun Instagram X.o suki Purwokerto, lalu posting deh sesuatu tentang X.o suki Purwokerto ini dengan mention akun X.o suki serta tiga akun teman kita di Instagram. Dan setelah konfirmasi ke staff Suki, taraa pangsit pun datang.

Alhamdulillah... Harus aku akui, salah satu temanku ini memang punya penglihatan super peka kalau soal promo dan gratisan. Sedang temanku yang satunya ikhlas banget dijadikan model. Bersyukur banget punya sohib kayak mereka ini. ๐Ÿ˜๐Ÿ˜

"Bay the way, harganya gimana, mahal engga nih??" Ada, yang mau tanya begini?

Baiklah, kita sampai pada sesi yang paling sensitip. Kalau udah ngomongin harga, menurutku itu relatif ya gaes. Ada yang bilang  sepuluh ribu itu mahal, ada yang bilang murah. But, untuk ukuran kantong karyawan macam aku, makan di  mari memang cukup mahal. Tapi, sesekali nyobain aku pikir tak apa lah, biar nggak ngiler tiap keluar masuk Ritamall. Hehehe... Hiperbola banget ya...

Over all, buat yang penasaran monggo langsung cuzz saja ke X.o suki Purwokerto.

***

X.O SUKI SIGNATURE PURWOKERTO
Suki. Yakitori. Sapi.BBQ
Rita Mall - Ground Floor
Reservation: 0281-7771398
Opening hour: 10.00-22.00
Akun Instagram: @xosuki_purwokerto

***


☘️ simpleannia.blogspot.com ☘️

Jumat, 10 Agustus 2018

Putih Abu-abu, Aku Rindu

simpleannia.blogspot.com

Bangun pagi, mandi, sarapan sambil nonton ‘Sport7 Pagi’, lalu berangkat sekolah. Jalan sekitar satu koma lima kilometer sebelum sampai di jalan raya, kalau sepeda bututku lagi bersahabat maka aku beruntung bisa nonton berita olahraga sampai bubar karena ngga perlu jalan kaki. Lalu lanjut naik bus umum yang sesaknya minta ampun. Maklum saja, tahun 2008 sepeda motor belum sebanyak sepuluh tahun kemudian.

Sekolahku, gerbangnya selalu terbuka, jadi ngga ada kata tidak masuk jika terlambat. Guru-gurunya bersahabat, meski beberapa memang masih menerapkan sistem hierarki yang mengharapkan murid-muridnya sendiko dawuh dengan kata-kata dan perintahnya, over all beliau-beliau adalah orang baik. Meski definisi baik juga sebenarnya relatif.

Sekolahku masuk ke dalam kategori bangunan cagar budaya. Jadi, konon, karena itulah bangunan-bangunan intinya tidak boleh dirubah baik bentuk maupun penampilannya. Walhasil, bangunan-bangunan baru yang kini mengah bersanding dengan bangunan kuno di sisi dalam sekolah.

Tahun 2008, muridnya belum sebanyak tahun ini. Mungkin sekitar 750 siswa, kurang atau lebih sedikit.  Lapangannya juga masih luas, alih-alih menyebut lapangan, siswa-siswa dari sekolah lain justru menyebutnya dengan alun-alun. Entah mereka takjub karena nggak punya lapangan selebar itu, atau mereka sebenarnya sedang ngece, lapangannya lebih luas dari pada ruang belajarnya, tak seperti sekolah pada umumnya.

Bahkan, tahun 2007, sebelum sebagian lapangan dibangun ruang kelas, tepi-tepi jalannya tumbuh tinggi pohon yang entah apa namanya, tapi kalau sudah berbunga, waaahhhh, jangan tanya soal keindahannya. Saat kita berjalan dibawahnya, kelopak-kelopak bunga yang dominan warna kuning berguguran menyiram wajah kita. Apalagi kalau siang, saat angin mulai menyisir dedaunan. Kami menyebutnya bunga sakura. Sakura ala ala siswa yang membayangkan Jepang.

Di tahun ajaran terakhir, hampir setiap siswa sudah menggunakan handphone (jika disebutka merk dan tipenya, sekarang pasti dicap jadul, meski ada beberapa yang sudah canggih. Definisi canggih saat itu adalah mampu memotret, menyetel musik mp3, setingkat lebih tinggi adalah dilengkapi antena televisi)

Dulu kami tak mengenal media sosial kecuali friendster, itupun tak banyak yang pakai. Paling hanya iseng bikin di warnet, habis itu udah, ngga pernah dibuka lagi. Nyatanya yang seperti ini justru membuat kami - para siswa - berinteraksi dengan lebih nyata. Lebih akrab, dan kemudian menjadi lebih bersahabat.


***

Ah, masa-masa sekolah memang selalu saja menjadi kenangan yang paling dirindukan oleh orang - yang katanya - sudah dewasa (termasuk juga aku). Mengapa?? Padahal, dulu, waktu masih sekolah, ngebet banget pengin cepet lulus. Biar bisa cepet kerja. Dan yang paling utama adalah biar bisa menghasilkan duit dari keringet sendiri. Secara, menyandang predikat siswa duitnya ngga seberapa. Pengin ini, pengin itu, sabar dulu, hemat dulu, nabung dulu. Kecuali bagi siswa yang bokap nyokapnya tajir melintir.

Setidaknya, begitu yang aku pikirkan. Kalau beberapa atau banyak orang yang pengin cepet lulus karena ingin segera mengaplikasikan ilmunya, salut deh buat mereka. Karena mereka termasuk jajaran manusia yang dibutuhkan negara dan masyarakat di Bumi ini.

Jadi, dik. Yang saat ini masih sekolah, yang pengin cepet-cepet lulus biar bisa kerja, percayalah, dunia kerja ngga sesimple ‘kerja dapat duit’, dik. Banyak hal-hal yang nyatanya membuatmu ingin kembali saja ke bangku sekolah. Maka dari itu, nikmatilah masa-masa sekolahmu dik. Tanpa bermaksud menggurui, belajarlah yang benar dan bermainlah sewajarnya anak sekolah. 

(simpleannia.blogspot.com)


Sabtu, 04 Agustus 2018

Where to Eat? #1: Ngeramen

simpleannia.blogspot.com
- R a m e n -

Yup, "Where to eat?" edisi perdana dimulai di sini. Ngeramen di Mayasi yang terletak di sebelah lift Moro. Yang orang Purwokerto atau yang berdomisili di mari pasti sudah pada tahu sama pusat perbelanjaan satu ini, ya khannnn?? Secara Moro Grosir and Ritel ini udah terkenal banget. Loh kok jadi promosi. ๐Ÿคญ๐Ÿคญ

Ok, back to topik...

Kenapa milih ke tempat ini?
Answer: Sebenernya ngga sengaja juga sih ke mari. Tadinya aku tuh cuma mau beli sesuatu aja. Eh pas melipir jalan-jalan sebelum bayar ke kasir, tahu-tahu kaki udah ngeloyor aja ke Mayasi. Ya udah lah ya, mungkin ini kode dari sang perut. Ingat, jangan keasyikan belanja ketika perut lagi lapar, bisa-bisa isi dompetmu kering karena kalap. Percaya ngga percaya, aku si percaya aja. ๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Kenapa pesan ramen?
Answer: Sebenarnya (kok dari tadi sebenernya-sebenernya mulu ya?? ๐Ÿค”๐Ÿค”) ada menu lain yang lebih menggiurkan dan perlu dicoba, tetapi harga paketan paling murah ya cuma ini aja. Jadi, dengan dua puluh ribu aja sudah dapat semangkok ramen dengan toping setengah telor ayam rebus, dua irisan bakso, dan selembar rumput laut (tapi aku ngga doyan rumput lautnya), seporsi dimsum (isi 3), dan segelas kopi (aku rasa ini kopi sobek ๐Ÿคญ๐Ÿคญ). Lumayan khaann??

Sendirian aja?
Answer: Iya. *singkat, padat dan jelas*

Ok gaes, kayaknya sekian aja deh cuap-cuapnya. Berhubung ramen, dimsum dan kopi sudah ludes dan sudah temurun ke perut (kata mama: jangan langsung beranjak setelah makan, biar makanannya temurun dulu). And now, aku mau bayar barang yang tadi aku beli nih ke kasir.

Sampai jumpa di artikel "Where to eat?" selanjutnya.... ☘️

*simpleannia.blogspot.com*

Senin, 09 Juli 2018

Ngobrolin Buku di Kolong Linggamas

ini adalah buku favoritku bla bla bla...

Minggu, 8 Juli 2018 berlokasi di bawah jembatan Linggamas (Jembatan yang menghubungkan kabupaten Banyumas dan Purbalingga) dengan alas rumput yang segar dan tidak berbahaya - pikirku, karena tidak ada tanda-tanda ular atau kalajengking akan muncul. Secara kawasan kolong jembatan dan sisi sungainya – sungai Klawing – telah dikelola pemerintah desa setempat – desa Kedungbenda - menjadi Desa Wisata Susur Sungai Klawing yang bersih dan indah, apalagi kalau sore menjelang senja.

Alasan kedatanganku kali ini adalah menemui beberapa temanku yang tergabung dalam Komunitas Jelajah Maca atau biasa disingkat KJM. Menurut agenda, hari ini mereka akan mengadakan acara Reading Book, yaitu sharing tentang buku favorit masing-masing, terbuka untuk umum serta bebas biaya – tapi tiket masuk lokasi bayar sendiri ya, lima ribu sudah plus parkir. Untuk bergabung dalam acara ini kita cukup membawa diri dan buku favorit kita saja. ☺️☺️

Kegiatan pokoknya tentu saja sharing/ berbagi cerita tentang buku favorit yang kami bawa. Tapi sebelum kegiatan inti ini dimulai, awak KJM telah terlebih dahulu menggelar lapak buku bacaan yang kebanyakan isinya buku anak. Mulai dari cerita dongeng, hewan, legenda hingga komik. Ada juga Novel dan buku bacaan yang bisa dibaca semua umur, baik anak-anak maupun orang dewasa.


Kak Apri dan anak-anak yang tertarik membaca buku

Beberapa pengunjung – kebanyakan anak-anak - mulai asik memilah dan membaca buku yang kru KJM bawa. Tapi membacanya khusus di tempat ya, ngga boleh dibawa pulang, hehe. 

Sementara itu, aku dan kelima temanku mulai membahas buku favorit kami masing-masing. Tentunya setelah sesi perkenalan karena ada beberapa diantara kami yang belum saling kenal. Asik kan jadi bisa nambah temen. Posisi kami sedikit jauh dari lapak buku-buku itu  digelar, biar sama-sama nyaman. Biar anak-anak bebas juga bacanya, ngga rikuh kalau bahasa kerennya. ๐Ÿ˜๐Ÿ˜

O iya, tujuan diadakannya acara ini – menurut penuturan Mba Apri dan Mba Ferra sang penggagas KJM – adalah untuk bisa saling sharing antara sesama pecinta buku, nilai plus lain adalah tambah pengetahuan, tambah temen, tambah koleksi foto juga di galeri ponsel. ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ 

Waktu pun terus berjalan, ditemani gemericik air sungai Klawing yang kalah telak sama alunan dangdut koplo yang diputar pihak pengelola wisata. Obrolan demi obrolan pun mulai mengakrabkan kami, entah itu seputar buku yang kami bawa maupun seputar pengalaman pribadi yang kami alami. Mendoan mulai ludes, kulit kacang mulai lupa sama isinya, gelas-gelas berisikan es kopi mulai bocor, anak-anak kecil silih berganti menawarkan dagangannya mulai dari jeruk, pop mie, kacang rebus (lagi, padahal kami udah beli). Oya tak ketinggalan seorang ibu setengah baya yang semangat sekali promosi jambu kristal sesaat sebelum acara kami berakhir. Dan Mba Vera jadi yang paling banyak beli jajanan itu. Makasih Mba Vera, aku kecipratan banyak, dan kenyang. Hehe ๐Ÿคญ๐Ÿคญ


Tim reading book


tenang, kita beresin kok sampah-sampahnya

Hampir pukul satu siang, aku pun pamit undur diri. Menjadi yang pertama meninggalkan lokasi, maaf ya teman-teman sekalian aku tidak bisa ikut beberes buku yang dilapakkan, hehe. ๐Ÿ™๐Ÿ™

See you next time girls… tetap semangat berliterasi, maju terus KJM, jangan pernah lelah menebar virus membaca. ๐Ÿƒ

N.B
Dan sampai saat ini (saat artikel ini ditulis) aku tak tahu mereka pada pulang jam berapa. Mau nanya lupa mulu. *xixi*

***

Recent post:
Tsundoku, penyakitnya para pecinta buku

Minggu, 08 Juli 2018

Tsundoku, Istilah yang Tepat untuk Kebiasaan Burukku


Kali ini aku menemukan kosakata baru setelah random liat best word about book di halaman Google. Entah karena insting yang berhungan dengan kebiasaan buruk yang aku lakuin, atau karena memang aku sedang tertarik dengan bahasa Jepang yang akhirnya menuntun mataku untuk menyorot kata tsundoku.

Bay the way, apa sih tsundoku itu?

Istilah ‘tsundoku’ berasal dari bahasa Jepang yang bisa diartikan ‘suatu kondisi atau keadaan di mana ketika seseorang membeli buku tetapi tidak membacanya; dibiarkan begitu saja’. Istilah ini digunakan oleh seluruh negara di dunia tanpa mengubah atau menggabungkannya dengan kata lain. So, baik di Indonesia maupun di Amerika semua menggunakan kata ‘tsundoku’.

Well, done, akhirnya nemuin juga istilah yang pas untuk kebiasaan burukku, ‘tsundoku’. Jadi, dari sejak beberapa bulan kemarin aku mulai mendeteksi kebiasaan buruk ini. Yaitu suka sekali membeli buku, tapi males pas mau bacanya. Mungkin hal ini juga disebabkan oleh faktor dimana aku membeli buku yang tidak begitu ingin aku baca.

Kronologinya adalah, ketika ingin beli satu buku by online ongkirnya tetap kena tarif 1 kg, sayangkan? Jadi untuk memaksimalkan ongkir, biasanya aku pilih satu buku lagi yang jarang ditemukan toko buku tempatku tinggal. Dengan asumsi ‘akan kubaca nanti’ tapi ternyata nantinya terlalu lama. Bahkan berubah menjadi besok, lusa, hingga kalau sempat. Padahal semakin sering beli online semakin menumpuklah buku yang belum terbaca.
tsundoku-simpleannia.blogspot.com
Tak ingin berlarut-larut dengan kondisi ini, akhirnya akupun menyetop sementara agenda beli buku. Rencananya hingga semua buku yang belum terbaca berhasil aku katamkan. Tapi……. apa dayaku, media sosial selalu saja sukses mengiklankan buku baru yang akan terbit. Akupun kepincut lagi, beli online lagi. Daaaannnn, jadilah, semakin banyak buku korban tsundoku di rumah. *cry*

Wahai para pecinta buku, adakah yang mengalami hal serupa?

***

(original posted by simpleannia.blogspot.com sebagai satu-satunya blog yang saya miliki. Apabila ditemukan artikel yang sama persis pada blog lain, maka dipastikan itu bukan blog saya. Maaf jika tulisan ini mengganggu dan terima kasih sudah membaca)

Baca juga:



Selasa, 03 Juli 2018

J-Movie "The Black Devil and The White Prince (Kurosaki-kun no Iinari ni Nante Naranai)"


simpleannia.blogspot.com

Mendadak kepincut sama film Jepang The Black Devil and The White Prince setelah ngga sengaja liat di Youtube saat nyari film Asia yang kira-kira apik. Ini adalah film Jepang ke-2 yang aku tonton setelah Death Note sekian tahun yang lalu (saking lamanya, sampe lupa tahun berapa). Pokoknya Death Note yg rilis tahun 2006 deh. Hehe…

Dan dari sini lah, keranjingan J-movie ku bermula. Setelah selesai nonton ini film yang oke punya, lanjut nyari-nyari lagi film Jepang yang lain. Baik itu film baru maupun film lawas. Tapi, kali ini aku mau ngebahas The Black Devil and The White Prince dulu ya gaes.

So, check this out…(original by by simpleannia.blogspot.com)

The Black Devil and The White Prince atau Kurosaki-kun no Iinari ni Nante Naranai merupakan film adaptasi dari manga dengan judul yang sama. Film ini merupakan kelanjutan dari drama televisi yang ditayangkan sebanyak 2 episode pada Desember 2015 dengan judul serta pemain yang sama pula.

Detail


Judul : The Black Devil and The White Prince (Kurosaki-kun no Iinari ni Nante Naranai)
Sutradara : Shล Tsukikawa
Penulis Skenario : Yลซko Matsuda
Penulis Manga : Makino
Genre : Comedy, Romance
Tanggal Rilis : 27 Februari 2016
Bahasa : Jepang

Pemain

Kento Nakajima as Haruto Kurosaki (The Black Devil)


Nana Komatsu as Yu Akabane


Yudai Chiba as Takumi Shirakawa (The White Prince)


Sara Takatsuki as Meiko Ashigawa



Well, bagaimana aku bisa tahu nama asli mereka? Jawabannya adalah setelah melalui tahap googling sana sini ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…. Maklumlah, aku emang buta banget soal aktor and aktris Jepang. Heuheu 

Plot Cerita

Yu Akabane (doperankan oleh Nana Komatsu) yang sebelumnya culun dan menjadi bahan bullyan saat masih SMP memutuskan untuk berubah dan pindah ke sekolah SMA yang berasrama karena ayahnya harus pergi bekerja di Shanghai. Di sekolah barunya Yu bertekad untuk menjadi orang yang baru. Ia telah belajar merias wajah dengan sangat keras demi menghilangkan image culunnya.


Keseruan pun dimulai ketika ia berurusan dengan Haruto Kurosaki (diperankan oleh Kento Nakajima) yang terpaksa membuatnya menjadi budak Kurosaki-kun alias “The Black Devil”. Yu selalu disuruh untuk bersih-bersih, baik itu kamar mandi asrama, tempat makan asrama, halaman asrama hingga mengelap bola basket di sekolah *LOL* dan segala perintah lainnya.


Hingga suatu hari Yu bertemu dengan Takumi Shirakawa (diperankan oleh Yudai Chiba) yang memperlakukannya dengan sangat baik bak malaikat. Bahkan Takumi membantu Yu untuk mewujudkan semua rencananya sebagai orang yang baru termasuk menjadi pacar pura-pura Yu. Yu tentu saja tak menolak ajakan si “White Prince” tersebut. Bahkan berharap itu nyata, bukan pura-pura.

Memiliki ketertarikan yang sama pada Yu, persaingan pun dimulai antara Takumi dan Kurosaki pada movie ini. Keadaan pun makin rumit karena sahabat Yu, Meiko Ashigawa (diperankan oleh Sara Takatsuki) ternyata menyukai Kurosaki. Terlebih fakta bahwa Kurosaki dan Takumi adalah sahabat dekat satu sama lain serta sama-sama menjadi idola di sekolahnya. Wah..wah…


Review

Kocak, menghibur dan ngga terasa udah the end aja. Hehe... Suka banget sama akting Nana Komatsu dan tatapan matanya Kento Nakajima.  Meski pada beberapa scene aku rasa Kurosaki itu sedikit lebay *wkwk*.

Takumi manis dan penyayang, tapi untuk dijadikan pasangan aku pikir kurang greget *ditimpuk fansnya Takumi nih* ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚. Kalau Meiko, suka sama postur tubuhnya, sama gaya rambutnya juga dink. *xixi*

Karena ini adalah cerita lanjutan dari drama TV maka pada bagian awal sedikit dikisahkan kronologi awal mula mengapa semua kisah dalam movie ini terjadi. Jadi bagi yang belum nonton drama Tvnya ngga usah khawatir ngga mudeng deh.

Over all, filmnya bagus dan pantas ditonton untuk mengisi waktu senggangmu gaes. ☘️

***

You may also like: