Jumat, 16 Februari 2018

Senyumin Aja?

Ada orang hidup butuh orang lain, tapi selalu bilang"be your self".
- senyumin aja

Ada orang nyembah-nyembah pas pinjem uang. Pas ditagih nyumpah-nyumpah.
- senyumin aja

Ada orang marah-marah ngga jelas. Pas ditanya "Kenapa?"jawabnya "Gapapa."
- senyumin aja

Ada orang bilang "lapar". Pas ditanya "Mau makan apa?" jawabnya "Terserah."
- senyumin aja

Ada orang telmi beetanya. Pas dijelasin malah bilang kita ngga mudengan.
- senyumin aja

Ada orang ngaku suka. Tapi ternyata pergi gitu aja.
- senyumin aja

Ada orang bilang rindu. Tapi rindu itu bukan untuk kita.
- senyumin aja

Ada gebetan tanya "Apa kabar?", ternyata mau titip salam.
- senyumin aja

Ada orang bilang "Otw" padahal baru kelar mandi.
- senyumin aja

Ada orang bilang sudah tak cinta. Tapi masih memendam rindu.
- senyumin aja

Ada orang bilang sudah ikhlas. Tapi masih diungkit-ungkit.
- senyumin aja

Ada orang bilang tak suka difoto. Tapi hobi selfie.
- senyumin aja

Ada orang mengaku pecinta kopi. Tapi tak suka rasa pahit.
- senyumin aja

Ada orang bercita-cita jadi orang sukses. Tapi malas berusaha.
- senyumin aja

Ada ulama mengkafir-kafirkan orang lain. Tapi kafirnya sendiri beliau lupa.
- senyumin aja

Ada anak kecil pacaran panggilnya "ayah-bunda".
Mau senyum ngga jadi.
- miris

Pada akhirnya, selalu saja ada pengecualian. Baik untuk hal ini maupun hal itu; untuk melakukan ini atau melakukan itu. Juga, untuk hatimu dan hatiku.

Sabtu, 03 Februari 2018

Sedang Tuhan pun Cemburu

Judul: Sedang Tuhan pun Cemburu
Penulis: Emha Ainun Nadjib
Penerbit: Bentang
Jumlah Halaman: xii + 444 hlm
Cetakan Pertama: Februari 2015
*Pernah diterbitkan dengan judul yang sama pada 1994

***

Salah satu bakat paling besar dalam diri manusia memang menjadi binatang: makhluk tingkat ketiga sesudah benda dan tumbuhan.

Binatang plus akal adalah kita. Binatang plus akal plus tataran-tataran lain dari spiritualisme adalah kesempurnaan yang seyogianya diperjuangkan oleh manusia.

Akan tetapi, binatang tampaknya lebih beruntung dibandingkan manusia. Dunia dan nilai mereka sudah niscaya dari awal sampai akhir.

Sedang dunia manusia, suka menjebak diri dengan kebebasan yang dimilikinya atau yang ia peroleh dari Tuhannya.

Manusia merasa bebas untuk memilih, termasuk memilih melebur dengan tatanan masyarakat atau melenyapkan standar-standarnya terhadap nilai kemanusiaan.

Esai-esai yang ditulis oleh Emha Ainun Nadjib dalam buku ini, merefleksikan betapa panjang pertanyaannya atas hidup.

Emha tak hanya melihat pola interaksi antara manusia dan Tuhan yang semakin mengabur, tetapi juga semakin tersingkirnya manusia dari strata-strata sosial yang mereka bentuk sendiri.

#sedangtuhanpuncemburu
#emhaainunnadjib